Jumat, 10 Juni 2011

Laskar Pemimpi



Film ini mengambil lokasi waktu Indonesia pada tahun 1948. Pada waktu itu Belanda masih berusaha menjajah Indonesia kembali walaupun Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Setelah melalui sebuah serangan militer yang disebut Agresi Militer Belanda I, Belanda berhasil merebut ibu kota Indonesia yaitu Jakarta. Oleh karena itulah, presiden Indonesia waktu itu yaitu Presiden Soekarno memindahkan pusat pemerintahan ke Yogyakarta. Tetapi setelah melakukan Agresi Militer II, Belanda juga berhasil merebut Yogyakarta.



Di sebuah desa di Yogyakarta, ada sebuah pasukan gerilya Indonesia yang dipimpin oleh Kapten Hadi Sugito. Karena berasal dari desa Pandjen, laskar pimpinan Kapten Hadi Sugito itu bernama Laskar Pandjen.



Karena diperintahkan oleh panglima Besar Jendral Sudirman untuk mempersiapkan serangan besar-besaran untuk merebut kembali kota Yogyakarta yang diberi nama Serangan Umum 1 Maret, Kapten Hadi Sugito melakukan penerimaan prajurit baru untuk memperkuat laskarnya. Uniknya Kapten Hadi Sugito juga menerima wanita untuk menjadi prajuritnya.

Banyak penduduk desa Pandjen yang mendaftar dan diterima, diantaranya yang menjadi tokoh utama film ini adalah :

  • Tumino : penggembala bebek
  • Ahok : pedagang keturunan tionghoa
  • Sri Mulyani : gadis lugu yang ayahnya ditawan Belanda
  • Udjo : priyayi/ningrat lokal yang terpaksa mendaftar karena diancam oleh Wiwid (pembantu sekaligus pacarnya) yang akan melaporkan ayah Udjo karena telah bekerjasama dengan Belanda kepada Tentara Indonesia.
Para prajurit baru Laskar Pandjen itu dilatih oleh 3 anak buah kepercayaan Kapten Hadi Sugito yaitu :

  • Letnan Bowo (wakil Kapten Sugito)
  • Kopral Jono (prajurit senior tapi sering bertindak bodoh sehingga pangkatnya pernah diturunkan 2 kali oleh Kapten Hadi Sugito)
  • Prajurit Toar (prajurit dari Manado yang penglihatannya sangat terganggu karena kaca matanya tertinggal di Manado sehingga sering salah hormat pada pohon yang dikiranya Kapten Hadi Sugito).


Setelah selesai menjalani pelatihan, para prajurit baru itu diberi kesempatan untuk berlibur oleh Kapten Hadi Sugito. Tetapi lagi-lagi kekonyolan Kopral Jono membawa masalah.

Kapten Hadi Sugito sudah memperingatkan prajurit barunya agar tidak menikmati masa liburnya dengan membuat keramaian sehingga bisa mengundang pasukan Belanda, tetapi Kopral Jono malah mengajak para prajurit barunya untuk menikmati masa libur dengan menyanyi dan menari. Akibatnya tempat persembunyian prajurit-prajurit baru itu diketahui oleh KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger, tentara yang dibentuk Belanda di Indonesia yang anggotanya sebagian besar justru adalah orang pribumi Indonesia) yang langsung menyerbu.Kelanjutannya silahkan ditonton film nya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar